Bisik Cinta Diantara Rintikan Hujan
Sore ini, kembali aku mengabadikan momen pada kamera telepon genggamku. Kegiatan yang sebenarnya telah sedari dulu sudah kulakoni, kini aku kembali setelah sekian lama terhenti karena sibuk pada skripsi. Ya, aku cinta pada potografi. Aku cinta pada segala hal tentang seni, kecuali tari. Sampai sekarang aku masih tak pernah mengerti maksud dari setiap gerakan dan arti.
Aku lupa bagaimana aku bisa kembali ceria. Aku lupa akan luka yang kemarin sempat membelenggu senyumku pada muka. Bahkan aku lupa bahwa ada seseorang disampingku yang ingin aku tetap bisa tertawa dengan setia. Mereka adalah kawan, sahabat, dan keluargaku yang paling berharga. Padahal kau dan hujan dalam masa laluku selalu saja membuat aku diam tak bahagia.
Langit hari ini mungkin tak secerah hari kemarin. Tanpa terasa hujan pun ikut turun bersama datangnya awan kelabu. Tak perlu diungkap, kala hujan itu turun udara pun berganti dingin. Ya dingin, namun hangat di perasaan. Semua orang lalu berteduh, aku 'pun turut melakukannya. Apakah kau yang disana juga sedang kehujanan sekarang? Kuharap kau baik-baik saja, karena aku pun akan baik-baik saja disini berteman dengan hujan dan berteduh bersama Para sebagai kawan.
Hujan~
Hujan selalu saja menghadirkan kenangan dan bayangan masa lalu? Hujan adalah butir-butir cinta yang tertinggal pengantar rindu? Bagi mereka dan bagiku yang dulu mungkin memang begitu. Tidak, bagiku memang seperti itu, tapi dulu. Ya, dulu sekali sebelum aku mendekat lagi kepada Allah Tuhanku dan mengenalmu. Sekarang semua menjadi berbeda, berubah begitu saja. Tapi sungguh dalam butir-butir air yang hadir dan jatuh di tengah hujan aku merasakan desir kesejukan.
Semua kini berbeda, dalam seminar proposal Erika tentang sistem analisa deteksi hujan hari ini, defini dan padangan tentang hujanku pun berubah. Semua menjadi semakin ilmiah. Ya, begitu saja aku tersadar bahwa hujan adalah air yang turun berdasar intensitas yang jatuh pada permukaan tanah pada sekala tertentu dalam jumlah. Bukanlah tentang kenangan atau rindu yang jatuh perlahan karena lama tak tercurah.
Semua kini berbeda, dalam seminar proposal Erika tentang sistem analisa deteksi hujan hari ini, defini dan padangan tentang hujanku pun berubah. Semua menjadi semakin ilmiah. Ya, begitu saja aku tersadar bahwa hujan adalah air yang turun berdasar intensitas yang jatuh pada permukaan tanah pada sekala tertentu dalam jumlah. Bukanlah tentang kenangan atau rindu yang jatuh perlahan karena lama tak tercurah.
Sore ini hujan turun lagi. Mereka pernah bertanya apa aku membenci hujan ini? Bukan berarti aku membencinya karena aku tak pernah suka dan mengeluh saja pada hujan itu yang memang sering terjadi. Dingin di kulit, panas di perasaan. Tapi aku mengenalmu melalui hujan. Memulai percakapan denganmu dengan tema hujan pula. Beradu rasa karena hujan tiba. Darisana rasa nyaman pun lalu tercipta, karena kita sama pernah merasakan luka dan sekarang sedang berhijrah untuk menjemput takdir dan janji-Nya. Dan darisana pula mungkin cinta tercipta, antara aku dan dia.
Cinta~
Meski kau telah terlahir, namun saat ini aku belum bisa untuk membagi kepada yang ada dihati. Karena aku tahu inilah cinta yang Allah uji sampai waktu yang tepat nanti. Kemudian kuniatkan perubahan demi perubahan untuk memantaskan diri kepadamu yang masih menanti. Ku ikhlaskan kau ada di dalam setiap bisik do'aku, di setiap sujud panjangku, di setiap detik hariku, sebagai bukti cinta tulusku. Meski cinta yang lahir takkan pernah salah, namun ada kalanya kita memaknai dan mempergunakan cinta dengan benar adanya. Sampai nanti Allah dan wali kita meridhoi dua hati yang saling berharap ini. Untuk kelak dipertemukan di waktu yang tepat sebagai belahan jiwa dan pelengkap separuh agama, sebagai pelepas dahaga dari setiap terciptanya rindu di dalam kalbu.
Rindu~
Ketika dua hati saling berharap namun kondisi dan waktu yang ada belumlah tepat, maka diamlah yang menjadi jawab. Meski hati rindu dan berharap untuk selalu bertemu, namun ada kalanya kita harus saling tertunduk dan malu. Memendam semua rasa yang belum tepat waktu. Aku pun tahu rasamu dan rasaku sama besar untuk bersatu, namun kita belum siap untuk pertemuan itu. Meski tempatmu menunggu dingin dan penuh duri sedang jalanku menemukanmu terjal penuh rintangan, mari kita saling mendo'akan dan bersabar, karena saling menanti dalam ketaatan akan berbalas dengan akhir indah pada masa yang dijanjikan-Nya.
Kau tahu? Entah sejak kapan aku menyukai hujan. Awalnya ia hanyalah hal menyakitkan karena setiap ia datang aku pun kembali mengingat akan kenangan. Kenangan tentang ia dan masa laluku yang seharusnya sudah lama aku tinggalkan dan lupakan. Namun tetap saja, tak seperti senja yang hanya sesaat indah dan sakitnya, hujan selalu saja membawa aku kembali jatuh kedalam kolam luka.
Namun semua kini tak lagi sama. Mungkin mengenalmu adalah haluan dalam hidupku dari-Nya untuk kembali hidup pada cinta yang baru. Karenanya setiap hujan datang aku selalu berdo'a untuk temu satu kita di dalam rindu yang membisu. Diantaranya aku menyelipkan do'a terindah untukmu yang masih menjadi rahasiaku. Kelak ketika rahasia itu telah terungkap, dimana raga dan batinku telah siap, dan kepadamu aku akan datang, hinggap, lalu menetap. Maka pertemuan itu akan menjadi pertemun terindah kita, walau kau dan aku hanya akan tersipu malu karenanya.
Namun semua kini tak lagi sama. Mungkin mengenalmu adalah haluan dalam hidupku dari-Nya untuk kembali hidup pada cinta yang baru. Karenanya setiap hujan datang aku selalu berdo'a untuk temu satu kita di dalam rindu yang membisu. Diantaranya aku menyelipkan do'a terindah untukmu yang masih menjadi rahasiaku. Kelak ketika rahasia itu telah terungkap, dimana raga dan batinku telah siap, dan kepadamu aku akan datang, hinggap, lalu menetap. Maka pertemuan itu akan menjadi pertemun terindah kita, walau kau dan aku hanya akan tersipu malu karenanya.
Hujan akan menjadi saksi, siapa nama di dalam do'a yang selalu disebut oleh hati. Dan biarlah hujan menjadi saksi, kemana takdir akan membawa pergi. Hujan akan tetap menjadi saksi, bahwa cinta yang telah direstui nanti akan selalu bersemi~
#RakaNdika
#RakaNdika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar